Tuesday 28 July 2015

Bersepeda, Yuk!

“Kata orang-orang, hidup itu seperti saat kita sedang menaiki sepeda. Agar tetap seimbang dan berjalan, maka kita harus tetap mengayuh sepedah tersebut. Terkadang, dalam bersepeda juga harus berhati-hati; karena sepeda tidak seperti motor yang dilengkapi oleh kaca spion maupun lampu sign. Apalagi di saat bersepeda di kawasan yang banyak anak-anaknya. Wah, harus ekstra bersabar ketika sedang mengayuh. Pelajaran ini yang setiap hari saya petik macam memetik gitar hingga mengeluarkan suara yang indah.”


            Hallo, semua! Siapa, sih, yang tidak suka bersepeda? Olahraga yang menyehetkan sekaligus menyenangkan ini pasti banyak peminatnya. Terbukti ketika saya sedang bersepeda ketika sore hari. Tidak sedikit anak kecil dan orang dewasa yang bersepeda juga pada sore hari. Sebenarnya, aktivitas bersepeda ini baru saya lakoni akhir-akhir ini. Kenapa bersepedalah yang akhirnya saya pilih? Entahlah, saya mulai berniat untuk bersepeda ketika saya berada di rumah Kakek dan Nenek saya. Sebenarnya, selain alasan untuk menghabiskan waktu alias ngabuburit; karena saya sedang membayar hutang puasa Ramadhan sekaligus puasa sunnah Syawal, saya hanya ingin melakukan banyak gerak dengan bersepeda. Tentu saja bukan hanya bersepeda, tetapi saya juga melakukan skipping atau loncat tali. Iya, menyenangkan sekali, lho!

            Saya biasa bersepeda sekitar pukul 16:00 WIB atau ba’da sholat Ashar. Rute yang saya tempuh adalah memutari komplek orang lain yang bisa dibilang mempunyai waktu yang lumayan untuk menuju kesana. Awalnya saya sedikit kesulitan untuk mengatur nafas ketika saya mulai kelalah untuk menggoes sepeda. Namun, lama kelamaan saya mulai bisa mengatur nafas dan mengatur kecepatan saya dalam menggoes sepeda melalui gigi yang ada pada sepeda itu. Dan lucunya, selama bersepeda itu saya lebih banyak menghabiskan berbicara kepada diri sendiri ketimbang menikmati alunan musik yang bersenandung di kedua telinga saya. Layaknya ada orang lain yang berbicara kepada orang gila yang aneh karena terus berbicara sendiri.

            Selama bersepeda, bukan hanya sekedar bersepeda biasa dan menikmati iringan lagu di handphone saja. Tapi, dalam sehari, saya bisa mendapatkan banyak sekali pembelajaran dari apa yang saya lihat dan rasa. Biasanya, komplek orang yang biasa saya jadikan tempat untuk bersepeda itu terkenal sepi; sama seperti daerah rumah Kakek dan Nenek saya. Iya, saya bisa dengan jelas mendengar desiran angin yang menabrak pepohonan tinggi di sana. Bahkan, kicauan merdu dari burung-burung yang terbang dengan riangnya pun dapat saya dengar dengan indahnya. Keduanya terdengar amat syahdu di telinga saya.

            Sebenarnya, aktivitas bersepeda ini bukan semacam olahraga di sore hari saja untuk saya. Karena  saya benar-benar bisa me time atau mempunyai waktu untuk diri sendiri dari kegiatan bersepeda ini. Sudah dibilang di awal, saya bisa menjadi orang gila mendadak dengan berbicara sendiri dan dapat merasakan dekat dengan alam; sama seperti ketika saya berada di kampung. Selain itu, yang bisa saya petik adalah, “Ketika merasa lelah dengan kayuhan itu, lebih baik pelankan kayuhan tersebut daripada harus benar-benar berhenti dan istirahat. Karena jika beristirahat, nanti takutnya akan hanyut dalam dunia sendiri dan justru akan mengurangi niat untuk bersepedah.”

            Di dalam bersepeda pun, ada tata aturannya ketika memasuki kawasan yang banyak sekali terdapat anak-anak kecil. “Lebih baik berhenti terlebih dahulu agar anak-anak kecil tersebut berlari ke pinggir jalan ketimbang harus membunyikan bel sepeda.” Jujur, hal-hal kecil seperti ini yang membuat kesabaran saya terlatih selama bersepeda. Dan ada lagi, saya selalu menargetkan ketika harus berskipping. Setiap harinya harus bertambah sebanyak 10 kali loncatan. Hal ini yang memacu saya untuk bersemangat berlompat tali untuk mencapai target yang semakin meningkat tersebut.


            Mengapa harus saya targetkan? Agar saya tahu perkembangan saya dalam bermain lompat tali di setiap harinya. Saya benar-benar menyukai permainan lompat tali sejak kecil dahulu. Yang menjadi masalah adalah terkadang memang kaki saya sakit bukan main dan nafas menjadi tidak beraturan; sama seperti saat bersepeda. Namun, rasa sakit saya ini terobati berkat hembusan angin yang dapat menenangkan dan terbuai sementara dengan lingkungan sekitarnya. Ah, saya masih belum bisa serius-serius untuk berolahraga, pada saat ini… 


Hasil gambar untuk animasi sepeda

4 comments: