Monday 29 October 2018

Di mana Kamu?


Kapan lagi kutulis untukmu
Tulisan-tulisan indahku yang dulu
Pernah warnai dunia..a..a
Puisi terindahku hanya untukmu...





Hallo, semua! Apa kabar? Hehehe. Di postingan kali ini saya akan membuat sebuah puisi (yang tidak sebagus para sastrawan) untuk teman kecil saya, nih! Eiiiiitttss, puisinya bukan yang di atas, ya! Karena yang di atas memang bagian dari puisi juga, sih. Tetapi dijadikan lagu oleh salah satu band, yaitu jikustik. Judulnyapun sama, yaitu puisi. Pasti sudah ada yang tahu, ‘kan? Yasudah tidak usah berlama-lama, ini puisiku; dari aku buat kamu...



Dear, kamu...
Maaf jika ku mengetuk ‘tuk menyapa
Terusik entah darimana asalnya
Tahukah kamu diriku rindu?
Kesulitan ku mencari kabarmu


Dear, kamu...
Apa kabar? Dirimu di mana?
Sapaan itu akhir-akhir ini telah mengganggu
Bingung, karena tak kunjung mendapat jawab
Resah gelisah, mencari jawab itu darimu


Awalnya, terasa baik-baik saja
Bahkan,  lupa pernah mengindahkan hari
Sekarang justru menjadi tidak wajar
Dan terpaksa melihat rentetan cerita lama kembali


Tahukah jika dirimu selalu abadi?
Caramu mengabadikan diri sangat unik
Tergambar jelas melalui sebuah lagu
Yang tak pernah bisa meredup


Jujur, dahulu ku ketakutan akan lagu itu
Hingga lupa ada kamu di balik cerita
Di setiap alunan musik yang merdu
Mengisahkan gambaran dirimu secara nyata


Bodohnya diriku menghidupkan cerita lama
Hingga kewalahan tak tahu arah
Berusaha mencari semua jawab
Namun hanya kamu yang memilikinya


Aku hanyalah seorang pengecut
Diam-diam bercerita tentangmu pada dunia
Mengenangmu dengan mulut tertutup
Dan hati yang bercerita panjang lebar


Dear, FX
Tak ada niatkah untuk jumpa?
Setidaknya ku lihat rupamu yang menawan
Mengobati kesalahanku karena mengingatmu
Dan membiarkan bola mata kita saling bertemu?


Aku lupa kalau tak bisa berbuat banyak
Di manapun dirimu berada, sehatlah selalu
Tidak, aku tak menunggumu ‘tuk pulang
Biarlah ku begini ‘tuk beberapa waktu



Jika suatu saat nanti kamu menemukan tulisan-tulisanku ini, maukah kamu menghubungiku kembali? Marahlah padaku; karena bercerita tentangmu tanpa seizinmu. Makilah aku; agar setidaknya ku bisa bersua denganmu. Ah, aku justru menanti dirimu marah; dengan begitu, aku jadi bisa tahu kabarmu.


Maaf, akan kuberi beribu-beribu maafku jika kamu merasa terganggu dengan adanya semua tulisanku. Tapi dengarlah sedikit alasanku ini, “Aku menulis tentangmu karena kamu kembali hadir dalam hidupku melalui lagu itu.” Tak mengapa jika kau benar-benar marah atas semua ini; karena aku patut mendapatkannya. Aku hanya bisa mengenangmu melalui cerita yang kemudian ku tuang dalam tulisan. Dengan begitu, kamu tidak hanya hidup dalam kenangan dan lagu itu; tapi juga dalam tulisanku.


Aku yakin suatu saat nanti, kamu akan sadar dengan tulisan ini; bahwa ada teman semasa kecilmu yang merindukanmu. Entah dirimu, teman-temanmu, kekasih atau istrimu, atau bahkan keluargamu yang nantinya akan menemukan tulisan ini. Aku tahu tulisan ini akan berdampak dalam jangka yang panjang. Tapi tolonglah sedikit mengerti aku; hanya cara ini mengurangi rasa rinduku padamu. Ya, melalui sebuah tulisan.


Dear, FX, terimakasih pernah ada. Terimakasih pernah menorehkan cerita. Terimakasih pernah menyentuh hidupku. Maaf jika dulu aku terlihat bodoh di depanmu; bahkan sekarang dengan tulisan ini. Maaf jika kamu merasa risih atas segala sifatku ini. Maaf dan terimakasih untuk semuanya...




Masih foto dari tahun duaribu sebelas. Sebenarnya ada foto dari tahun duaribu empatbelas, tapi kalo dicrop fotonya blur. Hehehe.




Selamat tinggal dicerita selanjutnya jikaku ingin. Bahagia dan sehat selalu, ya, FX! J



Sayonara...







4 comments:

  1. Kek'a dy gbkal marh sm u mba . Gtw si ni filing aq ajh ..

    ReplyDelete
  2. puisiny bgs skali! emg kl lg sdih & melow jd gmpang bereksprsi y hhhe. .. smgt y!!!

    ReplyDelete
  3. Kerennnnnnnnnnnnnnnnnnn

    ReplyDelete
  4. terdabesT!!!! hhhhhmm

    ReplyDelete