Tuesday 1 July 2014

Tentang Mimpi Itu.

“Kamunya sini keluar dari rumah.”

“Aku enggak dibolehin keluar rumah, lagi dikurung sama Mama. Tapi, aku bisa liat kamu dari jendela kamar aku. Kalau aku enggak keluar sampai jam 12, kamu masuk ke rumah kamu aja ya, cuaca kayaknya agak mendung.”

(Ternyata, hujan deraspun mengguyur dengan penuh dendam.)

“Enggak mau, aku mau nunggu kamu di sini..”

“Masuk rumah! Itu kamu menggigil begitu.”

            Saya terlihat panik karena tidak bisa berbuat apa-apa dari dalam kamar, melihatnya duduk sembari mengigil kedinginan karena dengan bodohnya di saat hujan masih menunggu saya yang jelas tidak diperbolehkan untuk sekedar keluar dari kamar. Saya semakin panic dibuatnya ketika pesan singkat saya tidak dibalas olehnya. Lalu, saya lihat mengintio keluar jendela, ternyata dia tertidur. Bukan, bukan tertidur, tetapi dia pingsan akibat kedinginan. Semakin panik, saya sesegera mungkin untuk menelepon hpnya, ternyata tidak diangkat. Saya intip sekali lagi,  dia masih dengan posisi yang sama, tidak berubah. Semakin kebingungan hingga 2 jam baru dia mengabari saya.
            
               Cerita ini berhubungan dengan postingan saya yang berjudul, “Sebut Saja Secret Admirer.” Entah ada apa dan mengapa, lagi-lagi dia kembali hadir ke mimpi saya. Terakhir bertemu di hari jum’at kemarin, saya rasa, tidak ada kejadian apapun yang menurut saya spesial untuk dijadikan mimpi. Semuanya terjadi dengan normal, tidak ada yang melebihkan hingga harus bermimpi demikian. Yang lebih membingungkan lagi, kenapa dia harus rela kedinginan karena kehujanan, demi saya?

            Memang, respons pertama ketika saya membukakan mata adalah senyam-senyum enggak jelas. Memikirkan kembali mimpi yang baru saja saya impikan, kemudian sedikit bergumam, “Kayaknya, hal yang seperti ini mustahil terjadi kepada saya, apalagi dia yang melakukan demikian.” Lalu saya bergegas untuk segera membersihkan diri, kemudian menuliskannya pada tulisan ini.

            Jika dipikirkan kembali, mimpi itu terlalu berlebihan untuk terjadi. Berhubung, tidak hanya saya saja yang menyimpan kekaguman pada dirinya, tetapi beberapa wanita yang saya kenal ataupun tidak, pasti tidak terhitung jumlahnya. Dia ramah dan pandai, makanya tidak heran jika banyak bergelimangan wanita di hidupnya. Saya tidak habis pikir jika, saya adalah salah satu wanita yang beruntung, yang bisa memenangkan hatinya dan menyingkirkan wanita-wanita yang terpesona padanya. Ah, lagi-lagi saya bermimpi.

            Antara mimpi dan kenyataan, saya bisa melihat bahwasannya mimpi berbanding terbalik dengan kenyataan. Hal ini yang membuat saya memantapkan diri untuk mundur dan menunggu yang lain. Hmm, soal menunggu, sebenarnya saya telah menunggu seseorang yang tidak saya kenal namun bisa saya bilang, sedikit pasti. Kenapa bisa saya bilang sedikit pasti? Karena hal terselubung ini yang telah memastikannya. Dia adalah kakak kelas saya sewaktu di SMP. Saya mengetahui sedikit ceritanya dari orang tua saya, karena orang tua dia dan saya berteman, dan antara saya dan adiknya yang sebaya dengan saya juga cukup kenal, dan antara adik saya dengan adiknya yang paling kecil berteman ketika SD. Dan satu hal yang saya ketahui lagi, dia sedang menuntut ilmu di Kairo, Mesir, berkat kecerdasan yang dia punya; setelah selesai SMP, dia mendapat beasiswa ke Kairo dan hingga sekarang kuliah juga masih berada di sana.

            Tentang dia? Wah, saya tidak tahu apapun tentangnya. Tentang rupanya, suaranya, bahkan sekedar namanya pun saya tidak tahu. Bisa dibilang, saya sedikit tahu tentang dia. Tapi, ketika mendengar tentangnya melalui cerita Mama saya, tak tahu kenapa saya yakin untuk menunggunya. Walau sesekali saya merasa takut jika dia, yang saya tunggu tidak akan datang kepada saya, rasa yakin dalam hati saya semakin kuat. Rasa apa ini, ya Allah?


Dear seseorang yang di sana...
Lekas pulang, agar saya bisa tahu faktanya seperti apa
Saya janji, sebisa saya
Saya akan menunggu kamu...

1 comment:

  1. Menunggu itu letih,selama ada kekuatan hati&keyakinan teruskanlah....:D

    ReplyDelete