Hati
yang Tak pernah Terdengar
Diam
dalam keheningan suasana
Aku
menduduki tempat tak asing
Tempat
di mana segalanya pernah ada
Dalam
ramaipun ku hanya terdiam
Merasakan
sesuatu yang pernah ada
Sekarang,
yang aku rasakan dalam kehampaan
Merasa
hilang, hilang, dan aku telah kehilangan
Dear,
hati yang tak pernah terdengar
Hati
yang tak pernah bisa dipahami orang
Kau
sudah usang, tapi kau bertahan
Kau
tak pernah lelah berbicara meski tak ada yang mendengar
Dear,
hati yang tak pernah terdengar
Aku
rasa apa yang kau rasa
Aku
tahu apa yang kau ketahui
Meski
kau selalu memendam sendiri
Kau
menyimpan semuanya dalam senyum
Sembunyikan
air mata dari semua orang
Sungguh
aku tak kuasa menahan takjub
Perjuanganmu,
hingga sepi yang kau rasa
Karena
kau tak ingin khawatirkan mereka..
Perahu
Kertasku
Segala
ceritaku hanyut bersamanya
Pergi
menjauh meninggalkan luka
Tatapku
sayu, melihat perahu kertas
Yang
mampu membawa pergi segala angan
Angan-angan
hanya sebuah mimpi
Anganku,
alam bebas mengetahui sang mimpi
Berlayar,
dari satu tempat ke tempat lain
Rela
bertahan demi sang mimpi
Namun,
ada apa dengan perahu kertasku?
Dia
terhenti, tak sampaikan mimpiku
Aku
tak bisa paksakannya jika tak ingin
Hanya
bisa berharap pada sang angin
Perahu
kertasku, sayang..
Tak
apa jika kau tak ingin melanjutkan
Aku
mempunyai angan namun tak ku paksakan
Biarlah
pesan di dalammu diketahui sendiri oleh alam
Perahu
kertasku, tercinta..
Terimakasih
banyak, sebatas ucapku
Walau
pintaku tak sesuai pengharapan
Namun
aku tak akan memaksakanmu
Untuk
menyampaikan pesan itu…
Ku
titipkan pesan kepada-Nya
Jika
ku tak bisa sampaikan pesanku dengan perahu kertas
Jika
ku tak bisa sampaikan segala angan dan harap
Sejenak
ku terdiam, memikirkan bagaimana
Pesan,
angan, dan harapku agar terdengar
Dear
seseorang disana, seseorang yang tak berkabar
Ini
inginku, sebuah pintaku untuk menghentikan pesan
Saat
ini, ku rasa raga dan jiwamu telah menjauh
Namun
tidak dengan segala kenangan-kenanganmu
Merasakah
kau, jika ku selalu mendokanmu dalam keheningan?
Membiarkan
segala pesan singkat hanya Dia yang
mengetahui-Nya?
Namun,
menyampaikan dalam bentuk lain yang tak lagi berbentuk bacaan?
Dan
tak melarangku untuk selalu menitipkan pesan untuk kau rasa?
Dear
seseorang, yang tak berkabar
Kebahagiaanmu,
pesan yang ku utamakan
Dalam
setiap kedip matamu
Maupun
dalam setiap hembusan nafasmu
Dear
kamu yang aku maksudkan
Antara
hati yang tak terdengar dan perahu kertasku
Semua,
tak akan pernah sampai untuk menyampaikan pesannya
Mereka
hanya bisa menitipkan pesan kepada-Nya untukmu
Aku
bahagia, jika kau rasakan bahagia
Membiarkanmu
berlari, dan aku titipkan pesan
Perahu
kertasku tak bisa menyampaikannya
Namun,
Tuhan-ku, Tuhan kita, mampu melakukannya…
No comments:
Post a Comment