Ada
sebuah lagu yang ketika saya dengarkan, otomatis kepala saya langsung pusing,
pikiran langsung tertuju pada satu orang, dan...
...selalu terbayang seluruh kejadian
yang sudah saya alami. Mau tahu lagu apa? Berikut lirik lagu yang bisa membuat
saya tidak karuan:
Aku yang lemah tanpamu
Aku yang rentan karena
Cinta yang t'lah hilang
Darimu yang mampu menyanjungku
Selama mata terbuka
Sampai jantung tak berdetak
Selama itu pun aku mampu
Untuk mengenangmu
Darimu kutemukan hidupku
Bagiku kaulah cinta sejati
Reff:
Bila yang tertulis untukku
Adalah yang terbaik untukmu
Kan kujadikan kau
Kenangan yang terindah dalam
hidupku
Namun takkan mudah bagiku
Meninggalkan jejak hidupku
Yang t'lah terukir abadi
Sebagai kenangan yang terindah
Darimu kutemukan hidupku
Bagiku kaulah cinta sejati
*Reff
Ya,
pasti sudah tidak asing lagi dengan lirik lagu di atas, ‘kan? Samsons –
Kenangan Terindah, lagu jadul yang populer sekali ketika saya masih SD. Lagu ini
benar-benar mengingatkan saya dengan dia. Mulai dari sekarang, kita bisa sebut “dia”
ini dengan sebutan fx. Dan dari sinilah cerita akan saya awali.
Kala
itu kalender menunjukan tahun duaribu enam. Rumah yang letaknya berselang dua
rumah dari rumah saya yang mulanya kosong, akhirnya diisi oleh penghuni baru. Saya
lupa persisnya penghuni baru ini dari mana asalnya; juga bulan dan tahun mereka
pindah. Yang pasti betul adalah tahun kepindahan mereka, di mana saat itu saya
menduduki bangku SD kelas lima. Dulu, saya hobi sekali bermain di luar rumah
bersama teman-teman; main masak-masakan, petak umpet, tak benteng, dan beberapa
jenis permainan jadul era
sembilanpuluh-duaribuan. Seringnya bermain di luar rumah ini membuat saya tahu
kalau keluarga tersebut memiliki seorang anak lelaki; sebaya pula. Ya, dialah
si fx!
Awalnya
saya biasa saja dengannya. Berkenalan dan sering bermain bersama dengan yang
lainnya merupakan sebuah ritual wajib setelah selesai belajar pada malam hari. Haripun
berganti hari dan bulanpun berganti bulan. Entah mengapa rasa biasa saja ini
berubah menjadi rasa yang tidak biasa. Mulai muncul rasa gelisah ketika fx
telat keluar rumah untuk bermain; bahkan benar-benar gelisah tak karuan ketika
fx tidak bermain. Bocah ingusan saat itu bingung bukan kepalang. Lama akhirnya
saya menyadari kalau saya menyukai fx. “Hah? Kok bisa?”
Pasti
bisa, lah! Orang fx itu memiliki paras sebelas duabelas seperti vokalis band
samsons. Tapi poin ini menjadi nomor sekian kenapa saya bisa suka sama dia. Jahil
dan rese, adalah poin pertama dan kedua mengapa saya bisa suka dengannya; ya,
anaknya jahil sekali. Jadi saya sering menjadi korban kejahilan dia ketika
bermain di luar rumah. Tetapi, fx bukanlah cinta pertama saya; karena saya
masih bingung mendefinisikan cinta pertama itu seperti apa. Karena sebelumnya,
saya pernah menyukai seseorang (yang juga tetangga rumah) terlebih dahulu. Saya
dan fx sih biasa-biasa saja; berteman seperti biasa walau ada rasa tak biasa
yang menyelimuti hati saya. Menjadi tidak biasa ketika cici (kakaknya fx) mulai
ikut campur dalam lingkaran pertemanan kita.
Pernah
pada suatu hari, saya melempar jendela depan rumahnya dengan kerikil kecil. Hal
ini saya lakukan dengan tujuan meminta data diri alias biodatanya. Ya,
zaman-zaman ketika saya SD meminta biodata pada teman (bahkan teman terdekat
sekalipun) menjadi suatu keharusan; alasannya hanya untuk banyak-banyakan punya
biodata orang. Mendengar jendelanya seperti dilempari sesuatu, akhirnya fx
mengintip dibalik jendela. “Hey, keluar
dulu!” dengan setengah berbisik. Dia paham dan mengerti, tak berselang lama
dia keluar dari pintu rumahnya. “Minta
biodatamu, dong? Ya? Ya? Ya?
Boleh, ya?” saya berkata dengan setengah merengek.
Fx hanya tersenyum sembari berkata, “Boleh,
kesini lagi kalau nanti aku keluar rumah, ya,” sambil berjalan masuk ke
rumahnya. Gila, percakapan sekecil ini masih saya ingat sampai sekarang. Benar-benar
masih terindah sepertinya hahaha.
Sekitar
sepuluh menit kemudian akhirnya fx keluar rumah lagi. Saya yang sedang duduk di
rumah teman saya, segera menghampirinya. Diberikannya secarik kertas dengan isi
tulisan seperti ceker bebek! Hahaha kenapa
segitunya, ya? Habisan, tulisannya amburadul sekali. Setelah berterimakasih,
saya kembali menghampiri teman saya yang memantau dari jarak kurang lebih lima meter. “Ciyeeee, ciyeee!”
Celetuknya dengan spontan ketika saya datang. Saat itu saya hanya senyum-senyum
tak jelas. Kocak, di biodatanya dituliskan nomor handphone segala! Padahal saat itu, saya belum memiliki handphone karena belum begitu
memerlukannya.
Malam
harinya saya berpikir untuk menghubungi nomor tersebut menggunakan handphone bapak saya. Kebetulan memang
pulsa bapak saya selalu terisi banyak; jadi mau dipakai untuk mengirim pesan
satu sampai lima kalipun tidak akan sadar kalau pulsanya terpakai. Semenjak hari
itu, setiap malam saya terus mengiriminya pesan sembari mendengarkan lagu
kenangan terindah milik samsons. Sampai suatu ketika, saya merasa ada yang aneh
dengan fx; dari segi ketikan dan bahasanya. Ternyata, keanehannya itu bukan
berasal dari fx. Tetapi cicinya yang membalas. “Hmm... Pantas saja aneh,” saya bergumam sendiri.
Kehadiran
cici di antara saya dan adiknya membuat saya tidak bisa mengirimi fx pesan
seperti hari sebelum-sebelumnya. Sudah terbaca kalau cici tidak suka dengan
saya. Maksud tidak suka di sini adalah mungkin karena berbeda keyakinan, jadi
diteruskan juga percuma. Oh iya, saya dan fx tidak pernah ada apapun kecuali pure teman. Mungkin cici salah mengira
kalau kami berpacaran. Yah, saya hanya sebatas menyukai dan kagum dengan
adiknya saja; bahkan tak ada rasa ingin memiliki. Gokilnya, walau saya terus
dihalang-halangi oleh cici, saya tetap saja mengiriminya pesan. Bahkan sampai
cici tidak memperbolehkan fx untuk bermain jika ada saya. Yah, memang sedikit berlebihan
mengingat kami saat itu masih SD dan hanya memiliki sedikit waktu bermain.
Tahunpun
akhirnya berganti. Saya dan fx jadi jarang sekali main keluar rumah karena
harus menghadapi UN untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya; SMP. Sepanjang SMP,
jujur saja saya suka galauin fx dengan mendengarkan lagu-lagunya band samsons. Tapi
dari semua lagu tersebut, kenangan terindahlah yang memang memiliki kenangan
berkesan. Tak terasa saat itu sudah dipenghujung SMP. Saya merasa kesulitan
belajar matematika sendirian; ditambah lagi soal UN akan lebih sulit jika dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya. Atas inisiatif kedua orangtua saya, akhirnya
saya dileskan pada tetangga dekat rumah saya yang pintar matematika.
Awalnya
hanya saya satu-satunya anak yang diajari oleh tetangga saya itu. Namun pada suatu
malam, saya telat datang untuk les. Sesampainya, mata saya terbelalak melihat
siapa yang sedang duduk di ruangan yang dijadikan tempat belajar tersebut. Fx!!!
Ya, dia duduk seperti menunggu seseorang datang. Tak lama saya masuk dan
bersalaman, akhirnya lespun dimulai. “Ooh,
jadi tadi itu nunggu saya, ya?” Gumam saya dalam hati dan membuat tak bisa
berkonsentrasi. Setelahnya tiap malam ketika ada jadwal les, ketika pulang saya
masih menjadi korban kejahilan dari si fx. Entah sandal saya diumpetin,
ditendang-tendang seperti bola, atau meledek saya hingga saya kesal sekali
dibuatnya.
Sebenarnya
masih banyak sekali yang ingin saya ceritakan. Namun, apalah arti kenangan jika
diceritakan seluruhnya ke publik. Bukankah kenangan adalah hal manis yang
dikenang oleh masing-masing individu? Jadi biarlah, sisa-sisa kenangan yang tak
terhitung ini hidup melalui lagu kenangan terindah. Selepas masa-masa SMP
tersebut hingga tahun duaribu delapanbelas (sekitar delapan tahun), sebetulnya saya
tidak pernah mendengarkan lagu ini lagi karena takut. Hanya saja, hari ini saya
memberanikan diri untuk mendengarkannya secara berulang-ulang; akhirnya malah
flashback juga, ‘kan? Inilah hal yang saya takuti.
Sekali-dua
kali biasa saja karena sudah lama juga tidak mendengarkan lagu ini. Seterusnya setelah
berulang-ulang, saya merasa rindu dengan fx. Rasa rindu di sini bukan seperti
rindu ke pacar, ya! Tapi rindu ke sahabat karena tidak ada kabar terdengar
tentangnya. Terakhir kali saya dengar, dia bekerja di daerah Bandung sesaat
sebelum keluarganya pindah ke daerah Jakarta. Sekarang, rumah tersebut sudah
tidak ditempati oleh keluarga fx lagi; tapi, segala kenangannya akan mengalir
dengan sendiri ketika saya melihat rumah tersebut.
Oh
ya soal lagu kenangan terindah, ada beberapa alasan kenapa saya suka sekali
dengan lagunya: pertama, jelas
seperti yang sudah saya tulis di atas, lagu tersebut mengingatkan saya dengan
fx. Kedua, Bams Samsons mirip sekali
dengan fx (berikut terlampir foto fx pada tahun 2011 yang saya dapat dari akun facebooknya). Ketiga, ketika lagu tersebut mengalun dengan indahnya di kedua
telinga saya, otomatis kenangan-kenangan hidup seperti menonton sebuah film. Dan
keempat, setiap liriknya
merepresentasikan apa yang terjadi dalam beberapa tahun silam. Karena lagu ini,
saya yang hidup di tahun duaribu delapanbelas serasa terlempar ke tahun duaribu
enam.
Darimu, kutemukan hidupku... |
W o w !!! Ia mrip bams . . ..
ReplyDeleteCIE ,CIE
ReplyDeletehha lucu bgt mbk,
ReplyDeleteAk yang lemah tanpamu ~ cie eee ~~
ReplyDeleteWuidiwww kl nnti ktmu sm org gmn de ? Hhe
ReplyDeleteSo nice de��
ReplyDeleteTsadeeeeesssssttttttt !
ReplyDeleteEhem !
ReplyDeletemantap bosque !
ReplyDeleteNo comment ��
ReplyDelete