Kapan lagi kutulis untukmu
Tulisan-tulisan indahku yang dulu
Pernah warnai dunia..a..a
Puisi terindahku hanya untukmu...
Hallo,
semua! Apa kabar? Hehehe. Di postingan kali ini saya akan membuat
sebuah puisi (yang tidak sebagus para sastrawan) untuk teman kecil saya, nih! Eiiiiitttss, puisinya bukan yang di
atas, ya! Karena yang di atas memang bagian dari puisi juga, sih. Tetapi dijadikan
lagu oleh salah satu band, yaitu jikustik. Judulnyapun sama, yaitu puisi. Pasti sudah ada yang tahu, ‘kan? Yasudah
tidak usah berlama-lama, ini puisiku; dari aku buat kamu...
Dear,
kamu...
Maaf
jika ku mengetuk ‘tuk menyapa
Terusik
entah darimana asalnya
Tahukah
kamu diriku rindu?
Kesulitan
ku mencari kabarmu
Dear, kamu...
Apa kabar? Dirimu di mana?
Sapaan itu akhir-akhir ini
telah mengganggu
Bingung, karena tak kunjung
mendapat jawab
Resah gelisah, mencari jawab
itu darimu
Awalnya,
terasa baik-baik saja
Bahkan,
lupa pernah mengindahkan hari
Sekarang
justru menjadi tidak wajar
Dan
terpaksa melihat rentetan cerita lama kembali
Tahukah jika dirimu selalu
abadi?
Caramu mengabadikan diri sangat
unik
Tergambar jelas melalui sebuah
lagu
Yang tak pernah bisa meredup
Jujur,
dahulu ku ketakutan akan lagu itu
Hingga
lupa ada kamu di balik cerita
Di
setiap alunan musik yang merdu
Mengisahkan gambaran dirimu secara nyata
Bodohnya diriku menghidupkan
cerita lama
Hingga kewalahan tak tahu arah
Berusaha mencari semua jawab
Namun hanya kamu yang
memilikinya
Aku
hanyalah seorang pengecut
Diam-diam
bercerita tentangmu pada dunia
Mengenangmu
dengan mulut tertutup
Dan
hati yang bercerita panjang lebar
Dear, FX
Tak ada niatkah untuk jumpa?
Setidaknya ku lihat rupamu yang
menawan
Mengobati kesalahanku karena
mengingatmu
Dan membiarkan bola mata kita saling
bertemu?
Aku
lupa kalau tak bisa berbuat banyak
Di
manapun dirimu berada, sehatlah selalu
Tidak,
aku tak menunggumu ‘tuk pulang
Biarlah
ku begini ‘tuk beberapa waktu
Jika
suatu saat nanti kamu menemukan tulisan-tulisanku ini, maukah kamu
menghubungiku kembali? Marahlah padaku; karena bercerita tentangmu tanpa
seizinmu. Makilah aku; agar setidaknya ku bisa bersua denganmu. Ah, aku justru
menanti dirimu marah; dengan begitu, aku jadi bisa tahu kabarmu.
Maaf,
akan kuberi beribu-beribu maafku jika kamu merasa terganggu dengan adanya semua
tulisanku. Tapi dengarlah sedikit alasanku ini, “Aku menulis tentangmu karena
kamu kembali hadir dalam hidupku melalui lagu itu.” Tak mengapa jika kau
benar-benar marah atas semua ini; karena aku patut mendapatkannya. Aku hanya
bisa mengenangmu melalui cerita yang kemudian ku tuang dalam tulisan. Dengan begitu,
kamu tidak hanya hidup dalam kenangan dan lagu itu; tapi juga dalam tulisanku.
Aku
yakin suatu saat nanti, kamu akan sadar dengan tulisan ini; bahwa ada teman
semasa kecilmu yang merindukanmu. Entah dirimu, teman-temanmu, kekasih atau
istrimu, atau bahkan keluargamu yang nantinya akan menemukan tulisan ini. Aku tahu
tulisan ini akan berdampak dalam jangka yang panjang. Tapi tolonglah sedikit
mengerti aku; hanya cara ini mengurangi rasa rinduku padamu. Ya, melalui sebuah
tulisan.
Dear,
FX, terimakasih pernah ada. Terimakasih pernah menorehkan cerita. Terimakasih pernah
menyentuh hidupku. Maaf jika dulu aku terlihat bodoh di depanmu; bahkan
sekarang dengan tulisan ini. Maaf jika kamu merasa risih atas segala sifatku
ini. Maaf dan terimakasih untuk semuanya...
Masih foto dari tahun duaribu sebelas. Sebenarnya ada foto dari tahun duaribu empatbelas, tapi kalo dicrop fotonya blur. Hehehe. |
Selamat tinggal dicerita selanjutnya jikaku ingin. Bahagia dan sehat
selalu, ya, FX! J
Sayonara...
Kek'a dy gbkal marh sm u mba . Gtw si ni filing aq ajh ..
ReplyDeletepuisiny bgs skali! emg kl lg sdih & melow jd gmpang bereksprsi y hhhe. .. smgt y!!!
ReplyDeleteKerennnnnnnnnnnnnnnnnnn
ReplyDeleteterdabesT!!!! hhhhhmm
ReplyDelete