Sunday 3 June 2018

Keputusanku adalah Keputusan Allah SWT


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Wahai Allah, bahwasanya aku mohon pilihan olehMu dengan ilmu-Mu, dan mohon kepastian-Mu dengan kekuasaan-Mu, serta mohon kepada-Mu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, karena Engkaulah Dzat yang berkuasa, sedang aku tiada kuasa, dan Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui, sedang aku tiada mengetahui, dan Engkaulah Dzat yang mengetahui yang ghoib.Wahai Allah, jika adanya, Engkau ketahui bahwa urusan ini ........ adalah baik bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibat urusanku untuk masa sekarang maupun besoknya, maka kuasakanlah bagiku dan permudahkanlah untukku, kemudian berkahilah dalam urusan itu bagiku. Namun jikalau adanya, Engkau ketahui bahwa urusan itu ......... menjadi buruk bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibatnya persoalanku pada masa sekarang maupun besoknya, maka hindarkanlah aku dari padanya, lalu tetapkanlah bagiku kepada kebaikan, bagaimanapun adanya kemudian ridhoilah aku dengan kebaikan itu.”



Ada yang tahu, tidak, tulisan di atas merupakan artian dari do’a apa? Betul, do’a setelah sholat istikharah. Kenapa saya mengawali tulisan ini dengan arti dari do’a setelah sholat istikharah? Sesuai judul saja, sih, yang saya maksud keputusan Allah adalah jawaban yang saya peroleh setelah berulang kali saya melakukan sholat istikharah; karena tak jarang saya melibatkan Allah dalam setiap permasalahan (read: terutama dalam hal percintaan, sih) untuk menentukan langkah yang akan saya ambil kemudian hari.


Alasan lain mengapa saya mengambil keputusan sesuai ketentuan Allah adalah karena saya tipikal orang berkepribadian introvert. “Lha, apa hubungannya?” Jelas sangat berkaitan, erat malah. Sesuai dengan maknanya, orang-orang introvert adalah orang yang cukup tertutup terhadap apapun (termasuk permasalahan pribadinya). Mereka yang termasuk dalam kategori thinking introvert, akan selalu memikirkan masalahnya secara terus menerus dan secara berulang-ulang. Singkatnya, sih, terlalu banyak berpikir sehingga bisa saja menyebabkan introvert tipe ini merasa stres.


Saya sendiri termasuk kedalam tipe ini dan terkadang suka merasa kesulitan sendiri ketika sedang menghadapi masalah yang sebenarnya dinilai simple oleh orang lain. Satu-satunya jalan terbaik untuk saya adalah dengan banyak meminta petunjuk dari Allah; walaupun kadang-kadang saya juga cerita kepada orang yang benar-benar mengenal pribadi saya secara luar dan dalam. Bisa dihitung jari dan terkadang solusi dari mereka tidak begitu banyak membantu. Tak jarangpun saya menyelesaikaan masalah dengan logika; lucunya selalu saja ketika ada solusi, namun merasa tidak yakin dan mantap dengan solusi yang ada. Jadi, metode terbaik yang cocok bagi saya ketika ada masalah adalah dengan pasrah dan selalu berdo’a melalui sholat-sholat sunnah, salah satunya sholat istikharah.


Seperti yang sudah saya tulis di atas, persoalan yang selalu saya minta petunjuk kepada Allah adalah permasalahan cinta. Karena mendapatkan saran dari teman untuk melakukan sholat istikharah ketika saya sedang galau dahulu (ecieee..), dari situ saya mengenal sholat istikharah ini. Awalnya, saya kurang yakin apakah sholat istikharah ini akan berhasil membantu saya mengurangi rasa galau tersebut. Karena satu-dua kali saya lakukan, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti. “Yaa, enggak cuma satu-dua kali sholatnya, Neng. Tapi harus berulang kali. Dan inget, harus bener-bener pasrahin semuanya sama Allah dan jangan condong ke salah satu pilihan, lho, yaa.” Maklum, dia sangat banyak memberi saran pada saya karena sebelumnya berasal dari pesantren; dan saya banyak belajar dari dia.


Setelah saya memperbaiki tata cara serta hal teknis lainnya, tak sedikit yang berusaha mendekat namun akhirnya dijauhkan kembali. Bukan apa-apa, namun saya hanya ingin terhindar dari rasa kecewa yang belum sembuh hingga detik ini oleh seseorang yang pernah ada di masa lalu saya. Lebih tepatnya trauma, sih, mengingat kata orang bahwa saya ini anak yang lugu dan polos (jadi mudah sekali disakiti). Jadi, yaa, saya merasa lelah saja disakiti terus; memangnya saya harus sedih terus-menerus?


Dari jawaban sholat istikharah ini saya bisa berinisiatif untuk mengambil tindakan; lanjutkan namun akan kecewa, atau mundur secara bijak dan perlahan. Sejauh ini, sih, saya sedang berusaha untuk meminta yang terbaik sembari membenahi diri. Saya masih berjuang, saya masih belum bisa menyempurnakan setengah dari agama saya, saya masih manusia yang bisa galau mengenai perkara jodoh; intinya saya masih berusaha untuk mendekati Pencipta-Nya, baru ciptaan-Nya. Sampai kapankah waktu akan terus melihat perjuangan saya? Entahlah, semua akan indah pada waktunya, kok... J



3 comments:

  1. mangaddd kk ..jodoh it cerminan diri kt . InsyaAllah yg terbaik utk u k

    ReplyDelete
  2. sedih bacanyaaaaaa........ aslik!

    ReplyDelete
  3. Ganbatteeeeee

    ReplyDelete