Sunday 11 January 2015

Impian Kecil.



Siapa yang punya impian? Kayaknya, semua orang di dunia ini pasti punya impian mendalam sendiri-sendiri; karena impian itu saya artikan sebagai keinginan yang terpendam. Lalu, bagaimaina dengan cara perwujudan tentang impian-impian mereka? Kalau ini sih, menurut saya tergantung usaha untuk mewujudkan dan seberapa jauh mereka menaruh impian mereka itu. Namun, tidak begitu dengan saya. Saya memiliki impian kecil yang baru-baru akhir ini terwujud. Ajaibnya, impian saya ini terwujud tidak berdasarkan dengan usaha, namun datang dengan sendirinya. Aneh, bukan? Saya pun turut bingung dengan hal ini; namun saya mensyukurinya. Impian kecil saya ini saya letakan jauh di atas dan ujung sana; di langit lepas.

            Jadi begini. Suatu hari saya sedang meluangkan waktu akibat kepenatan dengan tugas-tugas kuliah yang ada; tentu bersama dengan orang yang spesial menurut saya. Seperti biasa, ketika dengannya saya merasa penat dan segala beban seketika runtuh. Dialah alasan atas semua canda dan tawa yang pecah kala kita sedang bersama. Waktu itu kami memang sengaja menghabiskan waktu berdua karena memang tujuan kami adalah untuk berbalas dendam dengan keadaan yang tak kunjung berpihak kepada kami; waktu untuk bersantai jadi ternodai akibat tugas-tugas yang menggunung. Akhirnya, pada hari itu kami memilih untuk melakukan refreshing bersama. Bukan, bukan di sini yang saya maksud dengan impian kecil saya yang telah terwujudkan.

            Waktu itu cuaca sedang mendung-mendung kalem, karena doa yang saya lanturkan sedaripagi, akhirnya cuaca adem ini berganti dengan teriknya menyinari Indonesia. Kami memang sejak awal sudah memutuskan untuk rehat ke tempat yang sejuk; tanpa memperdulikan cuaca yang terjadi pada saat itu. Lumayan lama kebersamaan kami untuk melepaskan penat. Yang saya rasakan adalah waktu yang memang berjalan cepat, kala itu. Di antara kami tidak ada yang mengindahkan jam; karena kebersamaan yang telah tercipta enggan rasanya untuk pergi terlalu cepat. Namun, yang tadinya cuaca terik-terik nyelekit dengan sinarnya, berubah menjadi udara dingin menusuk tulang. Ah, ternyata sudah malam. “Krik… Krik… Krik…” bunyi jangkrik pun dapat terdengar jelas dengan suara sayapnya yang khas.

            Sebelum menjelang malam; pada sore hari, mata kami di indahkan dengan pemandangan yang agung dari sang Ilahi. Pemandangan langit kala itu agak sedikit galau, kalau bisa saya katakan. Dari ujung ke ujung, warna yang dihasilkan tidaklah sama. Ada sebagian langit yang berwarna oranye, biru muda, biru tua, bahkan ungu pun juga ada. Padahal, tak ada hujan saat itu yang menyebabkan munculnya pelangi. Namun, jujur saya akui, warna langit yang tercipta pada waktu itu membuat saya berdecak kagum tiada henti. Hujan, tidak. Mau hujan pun, tidak. Justru hanya angin yang besar yang mewarnai sore hari itu.

            Masalah langit sore hari pun tak lagi menjadi perbincangan hangat dengannya saat langit sudah mulai meredupkan cahaya matahari. Gelap pekat, tak terlihat sama sekali terang rembulan yang biasanya memberikan suatu kelengkapan di saat malam. Di sinilah awal mula impian kecil saya terwujud. Memang kala itu tidak ada bulan yang dengan setia menemani. Namun, ketika saya sedang memperhatikan langit yang pekat itu, saya menemukan suatu titik kecil yang bercahaya indah di atas sana. Whoaa! Ada bintang! Awalnya, saya tak begitu yakin dengan adanya satu bintang tersebut. Namun, dengan secepat mungkin saya menebarkan pandangan saya dari langit di sisi lain ke sisi lainnya. Akhirnya, saya menemukan beberapa bintang; satu… dua… tiga… Dan whoaa, makin banyak bintang yang menampakan diri dan memamerkan kilau indah cahayanya. Lagi-lagi, saya dibuat berdecak kagum dengan penampakan langit yang ada; untuk yang kedua kalinya.

            Dia yang berada di samping saya saat itu, mungkin merasa aneh sekali dengan saya, dengan mengapa saya sebegitu bahagianya menemukan bintang yang biasanya ada di setiap harinya dan terlihat sama. Memang, tidak ada yang berbeda dengan bintang yang berada di hari Senin ataupun bintang yang bermunculan di hari Rabu atau hari lainnya. Tapi, inilah impian kecil saya yang telah terwujud, “Menyaksikan kilau indah sang bintang, dengan orang yang spesial.” Mungkin hal ini terlihat atau bahkan terdengar sepele untuk orang lain. Tetapi tidak dengan saya. Karena hal inilah yang saya nanti-nantikan selama ini; dan akhirnya terwujud juga.

            Kami yang sedang berjalan beriringan dengan seirama, yang sedang dilanda kesunyian akut, akhirnya saya berusaha memecahkan kesunyian yang ada. Saya berkata, “Ah, indah banget. Makasih, ya, Mon.” ucap saya. Seperti yang sudah diucapkan sebelumnya, dia memang terlihat bingung dengan gelagat saya. Dengan cepat  dia memalas, “Terimakasih untuk apa, Ret?” “Sudah, iya-in saja.” Jawab saya dengan begitu polos. Mukanya yang polos kebingungan terlihat lucu. Saat itu yang kemudian dia meng-iyakan dengan anggukkan kepala tanda dia setuju. Dapat saya simpulkan dengan cepat bahwa hari ini adalah hari paling indah yang pernah saya lewati. Dari sekian ribu malam-malam yang saya lewati dengan hambar, hari ini adalah satu hari di mana menurut saya adalah hari yang indah, terlebih pada malam harinya. Akhirnya, tak lama tragedi itu kami yang memang saat itu bertepatan sedang berjalan kearah parkiran dan ingin menyudahi indahnya hari itu, telah sampai. Lalu kami berpisah dan tak ada lagi obrolan menarik seputar langit yang sepanjang perjalanan menemani kami pada arah pulang masing-masing.

            Terdengar sepele, memang. Karena jujur saya tak pernah mendapati pengalaman ini dengan orang lain pada sebelumnya; baru dengannya impian saya terwujud. Seseorang yang spesial, keadaan yang mengerti tentang keinginan saya, langit yang pekat dan dihiasi taburan bintang dengan cahaya yang benderang, dan obrolan unik yang sempat terjadi sebelum masa senyap menurut saya itu semua terjadi begitu. Impian kecil yang berkesan tanpa harus adanya usaha yang tercipta; terwujud sudah.





“Terimakasih, Mon, sudah mau menjadi bagian terbesar dari impian kecilku ini. Kamu mungkin tak akan pernah mengerti akan hal ini, namun aku merasa bangga telah menggapai impian yang berada jauh di sana dengan kamu. Kapan-kapan, kita lihat bintang bareng lagi, ya? Ini lebih seru, lho, ketimbang harus duduk gelap-gelapan dan harus terpaku dengan satu layar, yang cahayanya dapat merusak mata; nonton bioskop. Sekali lagi, arigato gozaimasu.

4 comments:

  1. terharu rsny .... krnnn crtinyaaaaaaaaaaaaaaa

    ReplyDelete
  2. cieeeeeeeeeeeehhhhh ..

    ReplyDelete
  3. q ptik bntanggg hewhe

    ReplyDelete
  4. bintang kcil d langt nan biru,amat byk menghias angksa hha

    ReplyDelete