Tangerang
Selatan, 25 Mei 2018
No. :
18/05/2016/Masa Silam
Perihal : Surat Permohonan Maaf
Lampiran : -
Status : Per Tahun 2018 Adalah Mantan Kekasih yang Tak Dikenang
Perihal : Surat Permohonan Maaf
Lampiran : -
Status : Per Tahun 2018 Adalah Mantan Kekasih yang Tak Dikenang
Kepada
Yth.
Sang
Mantan Kekasih
Di Tanah Baru,
Beji, Depok
Dengan
hormat,
Berdasarkan informasi yang saya temui pada aplikasi messenger
dari laman www.facebook.com, bahwa pada Hari
Jum’at per tanggal 25 Mei 2018, saya menemukan sebuah pesan khusus yang secara
tidak sadar telah saya ketik dan kirimkan kepada Bapak pada dua tahun silam. Berikut
terlampir isi surat tersebut:
Dear kamu...
Mungkin
ketika kamu buka facebook dan baca pesan ini, cuma ada 2 kemungkinan. Antara
kita sedang berantem atau kita sedang bahagia2nya. Ini bukan pesan apa2sih,
bukan juga pesan yang terlalu penting bagimu.. Mungkin kamu juga udah biasa
denger aku ngungkapin segala perasaan aku di sosial media. Misalnya, kayak
ungkapan i love you, atau yang lainnya.
Sebenernya, aku nulis ini juga karena aku cuma mau ngungkapin rasa ini ke kamu.
Lagi dan lagi, secara terus menerus. Mungkin kamu akan bosen bacanya, tapi aku
gak bosen nuangin perasaan ini lewat tulisan. Karena antara kamu dan tulisan
itu gak ada bedanya; sama2 sesuatu yang kucintai...
Aku
gak tau nanti kita ke depannya akan seperti apa.. Segala mimpi seperti, aku
bisa seatap sama kamu, kamu bisa bantu aku mengikat tali sepatu anak kita,
memasak bersama, atau membicarakan iklan2 di tv saat santai dan lain2. Banyak,
kan? Tapi yang jelas, terlepas dari semua mimpi yang akan bisa jadi nyata dalam
mimpiku (sekarang), selagi aku menunggu mimpi itu menjadi nyata, yang harus
kamu tau untuk sejauh ini, entah kenapa aku merasa you're the one and only one.
Kamu itu penyabar, bisa ngelindungi aku, dan ada hal2 lain yang gak bisa aku
ungkapin ke kamu ketika aku ada di sampingmu karena aku belum bisa nemu kata2
yang pas untuk ngegambarin itu semua..
Well, kalo ditanya hal apa yang aku
inginin sih, aku bakal jawab 1 x 24 jam ada di sampingmu. Agak lebay, tapi
emang jujur kenyamanan yang kamu kasih sama seperti saat aku nyaman berada di
samping kedua orang tuaku. Aku beruntung punya kamu, bahagianya aku tak
terhingga bisa anteng dihati kamu, dan lagi terkadang aku harus bersifat 'lebih
dewasa' untuk kamu karena setua apapu laki2, pasti dia punya sisi kekanakan.
Ah, lagi2 sama kayak sifat bapakku..
Aku
nulis ini bukan karena apa2.. Tapi aku cuma mau berbagi soal gimana perasaanku
ke kamu.. Bukan juga tulisan ini ingin dijadikan pertimbangan kalau nantinya
kamu harus pergi untuk yang kedua kalinya dari hidupku aku. Aah, aku gak mau
kamu pergi lagi dari hidup aku. Sebenarnya aku udah terbiasa untuk ditinggal
pergi oleh orang2 yang penting dalam hidupku. Tapi, ketika kamu yang pergi,
seakan-akan keterbiasaan itu hilang..
Satu
hal yang sampe detik ini aku bingungin itu kenapa kamu memilih aku. Padahal, di
luar sana temen2mu maupun mantan2mu pasti lebih sempurna dari aku. Jaauuh..
Sekalipun aku udah berulang kali nanya soal ini ke kamu dan jawaban yang keluar
dari bibirmu masih saja sama, tapi rasanya seperti aku belum menemukan jawaban
yang sesungguhnya dari kamu..
Terlepas dari pertanyaan kecil aku itu,
aku cuma mau bilang: please, stay with me.. Kamu itu segalanya buat aku. Maksud
segalanya di sini itu kamu bisa jadi kakak laki2 buat aku, pacar, sahabat,
teman, adik laki2, bahkan kamu bisa jadi sosok seperti bapakku. All in one deeh
pokoknya ckckc, kayak bunglon. Tergantung tempatnya kamu bisa nyesuain sesuai
porsinya
Ah,
padahal aku tadi sekitar jam 10 pamit mau tidur juga ke kamu. Jadi ketauan
bohongnya kan ckckc (gapapalah, sekali, hehe) untuk nulis surat ini. Oke deh,
berhubung aku udah ngantuk dan badanku masih lemes karna pms hari pertama, aku
udahin dulu tulisan ini.. Jangan dibales pesannya. Orangnya gak nerima pesan
balesan karena kotak suratnya rusak yahaha..
Oke,
see you..❤❤❤
Saya hanyalah seorang manusia biasa yang bisa khilaf dan alay pada masanya. Saat itu saya baru menginjak umur yang ke-21 tahun; umur yang sedang labil-labilnya. Perasaan saya saat itu hanya fokus dan tertuju oleh Bapak; dengan menjadikan yang terakhir dan juga berhenti mencari. Namun, takdir berkata lain dan dua tahun kemudian saya tersadar dan menganggap masa pada saat itu hanyalah lelucon semata. Jujur saja, saya merasa bergidik sendiri telah menulis surat tersebut kepada Bapak dan membacanya di masa kini. Saya merasa bahwa saya adalah wanita terbodoh yang sudah menaruh banyak harap kepada Bapak. Maka dengan surat ini, saya bermaksud ingin meminta maaf yang sebesar-besar dan setulus-tulusnya kepada Bapak. Saya malu sekali pernah menulis kata-kata seperti itu kepada Bapak. Maafin ya, Pak? Dulu saya khilaf, Pak!
Demikian surat permohonan maaf yang saya ajukan untuk Bapak. Atas perhatian serta kesempatan yang telah diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Retno Setyowati
Dibalik
Layar
Pasti bingung, ya, kenapa ada surat macam ini nongol dipostingan blog saya? Okee, beri saya
sedikit waktu untuk bercerita, yaa? Menjalani kehidupan sebagai seorang
pengangguran, kehidupan saya rasanya sangat monoton. Karena bulan ini adalah
bulan puasa, jadi saya menyempatkan diri untuk sahur. Setelah sahur dan sholat
subuh, biasanya saya beranjak ke kamar untuk tidur kembali. Biasanya bangun
tidur pukul 08:00 WIB, kemudian dilanjut dengan beres-beres rumah. Setelah beres-beres,
saya memutuskan untuk menonton tayangan televisi hingga adzan sholat dzuhur
bergema. Akhirnya saya sholat dan melanjutkan dengan tadarus al-Qur’an selama
satu jam.
Setelah tadarus, saya membuka laptop untuk bermain game di facebook. Iya, saya masih suka ngegame di sana, biasa main Tetris
Battle dan marah-marah sendiri kalau laptopnya ngelag hehe. Kebetulan hari ini saya lagi hoki, nih, menang terussss
ahahaha. Sistem permainannya untuk sekali main menggunakan lima baterai dan isinya
hanya ada tigapuluh baterai. Jadi saya bisa bermain selama enam kali. Ketika baterainya
habis, saya kebingungan akan melakukan apalagi. Berbekal keisengan ini,
akhirnya saya melihat-lihat messenger
tersebut dan menemukan pesan yang cukup menggelitik hati saya pada saat ini. “Lah? Gua pernah alay begini, dah? Seriusan apa
nih tulisan gua yang ketik? Waktu itu gua ngigo pasti, nih,” gumam saya
dalam hati sambil tertawa dengan puasnya ahahaha. Seriusan, saya ngakak bukan
main saat membaca surat yang ada di atas ini.
Lucunya lagi, satu-dua paragraf dari isi surat tersebut
saya foto dan jadikan status di whatsapp.
Beberapa teman saya mengomentari foto tersebut. Ada yang hanya sekedar
membalasnya dengan, “hahaha,” atau, “wkwkwkw.” Ada juga yang membalas, “gile, 1x24 jam gua gak ngapa2in tuh, gak
akan kerja.” Atau, “uuuu tayaaaaang,”
dan ada lagi yang membalas, “beuuuuhhh
mantan yg warbiasahhh terkenang, sudah ada yg bisa menggantikan?” dengan
disertai emot ketawa dengan air mata. Untuk komentar terakhir ini diberikan
oleh sensei, salah satu teman dekat saat kuliah yang mengetahui kisah saya
dengan sang mantan.
Minggu,
20 Mei 2018
Hari ini, sekitar pukul 20:00 WIB saya baru pulang
bermain dan Mama baru selesai sholat tarawih di lapangan tenis dekat rumah. Mama
meminta saya untuk mengantarkannya ke salah satu minimarket dekat rumah. Dalam perjalanan, Mama yang mengetahui saya
habis bermain dengan seseorang (kita panggil saja si X) bertanya, “kalau antara X dan mantan, lebih baik mana?”
Jujur saja, saya kaget setengah mati ditanya seperti itu. Yaa, Mama tau X ini
karena sebelumnya pernah main satu kali ke rumah saya. Mungkin saat itu, Mama
juga kaget ketika saya pulang dengan mengajak si X ini.
“Jawab aja, No. Jawab
sesingkat mungkin,” kata hati demikian. Lalu saya membuka suara, “kalau urusan baik, sih, sama-sama baik. Cuma
si X ini orangnya tengil, Ma.” Mama yang mungkin kurang paham dengan makna ‘tengil’
kembali bertanya, “maksudmu, tengil
bagaimana?” “Yaaa orangnya usil, suka
ngegodain, iseng anaknya, nyebelinlah pokoknya.” Jawabku tanpa berpikir dan
dengan nada suara yang menggebu. “Tapi kalau
lebih baik, insya Allah X, Ma,” kataku melanjutkan kalimat yang belum
selesai. Mendengar jawaban itu, Mama tidak memperpanjang obrolan dan memilih
untuk diam. Ini menjadi alasan terkuat saya kenapa takut mengenalkan seseorang
laki-laki ke orangtua; kalau sudah menjadi mantan akan terus ditanya dan akan
dibandingkan dengan yang baru.
Jujur, secara pribadi sampai detik ini saya masih belum
paham mengapa si mantan lagi, lagi, dan lagi yang harus Mama tanya. Saya jadi
heran sendiri, “apa Mama belum move on,
yaa? Anaknya sudah berproses kemana tau, orangtuanya masih saja bahas mantan
kekasih anaknya.” Dear Mama,
sudahlah. Dahulu anaknya memang memiliki keinginan yang sama seperti isi surat itu.
Tapi sekarang, untuk membaca surat tersebut saja rasanya malu sendiri; malah
jadi humor gratis untuk saya ahaha. Untuk sang mantan, sekali lagi saya ingin
minta maaf kalau dahulu ada salah-salah kata ataupun perbuatan, ya. Termasuk juga
sama isi suratnya ini. Saya pada saat itu tidak lagi sama dengan saat ini. Dulu
saya masih terlihat bocah yang baru pertama kali jatuh cinta. Sekali lagi
maafkan saya, ya, mantaaaaaaannnn.. J
kwkwkwwwkwkwk kocag'e mbak,....
ReplyDeletekoplak u no wkwkkwkwkw,,,
ReplyDeleteGile k sy ngakak bcnya . Kren"
ReplyDeleteGokil !
ReplyDelete