Once upon a time,
ada sebuah bintang
Yang bersinar
terang di hatimu
Ku akan datang
lagi menjemputmu dengan cinta
Kan kubagikan
semua bintangku
Ku miliki
bintang, bukan bintang biasa
Ku bisa hapuskan
semua dukamu
Ku tak akan menghilang,
slalu ada di hatimu
Memberi bintang
hanya untuk cinta
Reff:
Dan yang terbaik
selamanya bersama
Akan ku bagikan
bintang ku demi cintamu
And when you
keep on believing
Thousand miles
can be seized by running
The miracles can
do things though can’t do
Tulisan di atas merupakan lirik lagu
yang berjudul Bukan Bintang Biasa. Bintang.
Memang siapa, sih, yang tidak menyukai bintang? Dengan bentuknya yang unik dan
selalu bersinar di setiap malamnya; menemani sang bulan untuk memberikan
penerangan, bintang terlihat cantik dan sungguh menawan dengan jumlahnya yang
tidak bisa dihitung dengan jari. Iya, mereka memang ribuan jumlahnya. Berbicara
soal bintang, jujur saja dahulu saya memiliki cita-cita ingin menjadi seorang
pilot. Terbang jauh ke langit dan menapaki bulan yang terlihat besar di mata
anak-anak berusia 5 tahun pada saat itu. Keinginan untuk memetikan bintang pada
saat saya masih kecil sangatlah tinggi. Dan saya baru menyadari, bahwa bintang
yang tengah bersinar kala itu tidak bisa untuk dipetik.
Sama seperti di kebanyakan
dongeng-dongeng yang ada, setiap malamnya saya selalu menatap langit-langit
yang dipenuhi kilauan kecil berwarna putih. Berharapkan ada satu-dua buah
bintang yang akan terjatuh dan saya bisa meminta permintaan pada bintang jatuh
tersebut. Ah, namanya juga dulu saya hanyalah anak kecil yang masih polos dan
lugu. Namun, kepolosan dan keluguan masih terbawa hingga saya beranjak dewasa
saat ini. Bintang. Definisi akan bintang pada saat saya masih anak-anak dengan
definisi bintang ketika saya sudah dewasa tidaklah ada bedanya; sama-sama masih
menerangi dunia dengan kilaunya yang cerah. Dan bintang pun selalu setia
menemani bulan ketika di malam hari.
Saya pernah hanya berdua saja
melihat bintang-bintang yang bertebaran di langit malam hari dengan indahnya
bersama seseorang yang kala itu menjadi bintang yang bersinar di dalam hati
saya. Iya, jadi saya melihat bintang di langit bersama bintang di hati. Bisa
dibilang, pada hari itu, malam itu, tak akan ada yang bisa menggantikan dan
digantikan dengan malam-malam lainnya. Pasalnya, bintang yang ingin saya petik
ketika masih kecil, nyatanya ada di samping saya. Di sebelah saya. Pada saat
itu, saya merasakan bahwa keinginan saya terdahulu baru terwujudkan pada hari
itu. Saya senang. Senang teramat senang. Senang yang bukan main rasa senangnya.
Bintang yang saya punya waktu itu dapat menyembuhkan duka yang dulu sempat saya
pendam sendirian.
Namun, saya tak bisa terus-terusan
mendekap bintang tersebut. sama lagi dengan kisah yang ada di dongeng, bintang
tersebut jatuh entah kemana, Sebelumnya, saya sempat memiliki sejuta harapan
terhadap bintang itu. Bintang yang saya punya sama persis dengan yang ada di
dongeng-dongeng; dia mengabulkan setiap harapan yang saya sampaikan. Namun
ketika bintang tersebut akan terjatuh, saya tidak bisa lagi mendekapnya dan
tidak bisa lagi mengutarakan apa harapan-harapan serta keinginan yang masih
saya ingin capai dengan bintang tersebut. Saya sedih. Sedih teramat sedih.
Sedih yang bukan main rasa sedihnya; karena keinginan saya ketika masih kecil,
tak bisa selamanya berjalan sesuai dengan keinginan. Berharap bintang tersebut mendengar
dan mengabulkan setiap harapan saya. Dan saya mengerti. Sangat-sangat mengerti.
Lirik lagu di atas sedikit menyinggung kata miracles atau keajaiban. “Kalau kamu
tetap mempercayakan hal itu, keajaiban yang ada akan mematahkan segala
ketidakmungkinan.” kata-kata yang saya dapat dari petikan lirik lagu tersebut
meembuat saya yakin. Tapi jujur saya tidak tahu apa yang saya yakini; apakah
saya harus yakin, akan ada bintang yang sama persis seperti sinar miliknya
dulu? Atau saya harus yakin, bintang yang dulu sempat terjatuh akan bisa
mendengar segala harapan dan keinginan saya kembali? Saya tidak mengerti,
haruskah saya menggantikan bintang yang dulu sempat menyinari saya atau pun
saya harus menggantinya dengan bintang baru yang sinarnya tidak secerah seperti
bintang pertama? Jujur saja, bintang yang dulu adalah bintang pertama yang
benar-benar dapat menerangi kehidupan saya; bintang yang dahulu sempat ingin
saya petik ketika saya berkeinginan untuk pergi ke langit yang luas.
Saat ini, saya sedang tidak bisa
mengungkapkan apa keinginan serta harapan saya kepada bintang-bintang di
langit; termasuk bintang yang masih saya anggap spesial sampai detik ini.
Jangankan mengungkapkan segala harapan saya, melihatnya bersinar saja saya
tidak bisa; terasa gelap gulita. Bukan kenapa-kenapa, tetapi saya tidak bisa
selamanya menaruh harap saya dan melihat sinarnya terus-terusan kepada bintang
yang satu itu. Biar, untuk sekarang harapan dan keinginan saya memuai di udara
dan akan terdengar oleh pencipta-Nya; Allah. Saya memiliki sedikit tulisan
untuk satu intang yang saya sering tuju:
Kepada Bintang Itu
Hallo, bintang
nun jauh di mata
Apa kabarmu?
Semoga baik tiada tara
Cahayamu semakin
sulit untukku lihat
Entah kau yang
tak bersinar atau aku yang buta
Bintang, dahuluku sangat
inginkanmu
Citaku sebagai pilot
hanya untuk memetikmu
Sempat kau dengarkan
segala pengharapan
Dengan adanya kau di
sisi, kau kabulkan semua
Kurasakan dunia
bagaikan surga saat itu
Melihat sinar
yang terpancar dari senyummu
Ah, inikah
bintang yang terjatuh saat itu?
Aku ragu,
namunku terus saja tersipu malu
Akan ada saatnya ku
melihatmu semakin jatuh
Semakin tak terlihat dan
terasa semakin jauh
Sekarang harapku tak
seperti dahulu lagi, tapi:
“Melihatmu tetap
bersinar kala kau rasakan sakit”
Jangan takut
terangi mereka yang butuhkanmu
Jika memang
sinar cahayamu itu dapat membantu
Jangan ragu
dalam perjalanan panjang penuh liku
Aku diam-diam di
sini turut mendukungmu
Karena percayalah,
bintang yang ku kasihi
Ada yang butuhkan cahaya
terkasih yang kau miliki
Tetaplah bersinar,
tetaplah pancarkan cahaya yang indah
Karena masih ada banyak
dunia gelap yang butuhkan cahaya...
puisinya jleeebbbbbbb</3
ReplyDeletemenyentuhhhhhhhh!!!!!!!!!!!
ReplyDeletebagus" w
ReplyDeletehmhmhm,no comment.
ReplyDeletewah . . .
ReplyDeleteom omooooo :-O
ReplyDeleteKadang bintang itu terasah dekat walaupun bintang itu tak nampak
ReplyDeletesedih cuyy gue bcanya... lanjutkan.
ReplyDelete