Siapa,
sih, yang tidak pernah berdoa? Saya rasa, setiap manusia pasti pernah dan
sering memanjatkan suatu keinginan atau pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mungkin, hanya ada segelintir dari mereka yang tidak pernah berdoa; mereka yang
termasuk orang-orang atheis. Sebenarnya, orang yang atheis ini bukan berarti
pula mereka tidak pernah berdoa karena mereka tidak memiliki agama; mereka
memiiki agama, tapi kurang meyakini agamanya yang dianutnya tersebut. Hewan dan
tumbuhan serta benda-benda mati yang lainnya saja selalu berdoa kepada Allah.
Jadi, bisa dipastikan seluruh ciptaan-Nya selalu memanjatkan doa kepada Allah.
Doa, kalau menurut saya pribadi,
adalah suatu pengucapan atas segala harapan dan keinginan serta rasa syukur
atas suatu hal yang terjadi pada kehidupan sehari-hari saya. Saya menganggap
doa itu seperti suatu ruang dan dimensi yang tidak bisa ditembus oleh raga, dan
hanya bisa disentuh oleh jiwa saja. Wih, asiklah bahasanya. Tapi memang itu
yang saya rasakan selama ini ketika saya berdoa. Terlebih lagi, ketika saya
mendoakan sesuatu yang saya yakini, dia akan mendengar dan mengetahuinya secara
sekilas.
Iya, tak lupa selalu saya panjatkan
doa kepada dia yang masih saya anggap cukup berarti di kehidupan saya. Doa yang
saya lanturkan untuknya bukan hanya sekedar doa biasa bagi saya. Sebab, dengan
melibatkan Allah sebagai orang ketiga ini juga merupakan sebagai bentuk sarana
komunikasi antara saya dan dia. Karena ketika kami sedang bersama-sama dahulu, memang selalu ada Allah
yang menemani langkah kami berdua. Maka, sudah tak asing lagi jika saya selalu
melakukan komunikasi, walau dia sama sekali tidak mengetahui hal tersebut.
Mungkin dengan memutuskan komunikasi
antara saya dengannya, dia berpikir hal ini tidaklah masuk akal. Sebenarnya,
saat saya memutuskan untuk membatasi komunikasi dengannya, saya berpikir pasti
ada cara lain. Oke, dan akhirnya kami loose
contact tetapi saya mengetahui cara lain tersebut adalah dengan
mendoakannya tanpa henti. Cara ini saya ganti sebagai dari komunikasi yang
tidak bisa dilakukan lagi secara langsung, dengan pihak ketiga yang ada; Allah.
Sebenarnya, tidak ada perbedaan yang
terlalu signifikan antara saya berkomunikasi dengannya ataupun tidak. Perbedaannya
hanya terletak pada intensitasnya komunikasi yang dilakukan. Seperti, saat saya
sedang berchatting ria dengannya. Otomatis,
saya tahu saat itu dia sedang apa, sudah makan atau belum, atau dia tidur larut
malam atau tidak, dan tak jarang kita berdua bercanda-canda seperti anak kecil
hanya melalui social media. Saat bertemu
untuk sekedar menghabiskan waktu berdua juga, dia yang paling sering menghibur
saya. Dan ketika dia sedikit lengah dengan saya, saya berlari untuk mencari
tempat bersembunyi dan rencana untuk mengagetkan selalu gagal.
Dan sekarang, saya sudah tidak
memiliki komunikasi yang cukup intens dengannya karena memang saya yang mau
untuk sekedar menenangkan diri. Tidak dapat mengetahui aktivitas yang dia
lakukan selama seharian, tidak bisa menyembuhkan rasa rindu yang selalu muncul
ketika saya melamun, dan dia tidak akan memberikan waktunya kepada saya untuk
sekedar menghabiskan berdua. Ah, benar-benar berbeda rasanya, serius. Tapi,
mungkin dengan jalan yang berbatu seperti ini, kita berdua bisa dengan mudah
saling melupakan; walaupun tidak dengan saya. Baik dulu maupun sekarang, hal
yang masih sama terjadi adalah, “Saya masih tetap mendoakanya, walaupun
keadaannya sudah berubah, sekarang.”
Karena memang seberubah apa pun
keadaannya, doa yang saya panjatkan untuknya tidak pernah berubah sama sekali. Masih
sama persis seperti dulu; seperti awal saya mengenalnya. Doa masih tetap menjadi
perantara saya dengan dia. Karena saya
tidak pernah sama sekali meragukan kekuatan doa; sebab saya selalu meminta
ataupun berharap melalui doa, dengan rencana-rencana Allah yang tersembunyi
dibalik setiap doa yang saya selalu sebutkan. Saya selalu percaya, doa yang
terpanjatkan, akan terdengar oleh dia yang selalu saya doakan; karena saya
berhubungan dengan ciptaan-Nya langsung dengan pencipta-Nya.
puisinye keren kali laaaa ... hhaha
ReplyDeletemantap selalu lah (y)
ReplyDelete'karena saya berhubungan dengan ciptaan-Nya langsung dengan pencipta-Nya.' dalem bgt kata" ini :'D
ReplyDeletewih kren :-O
ReplyDeleteaamiin ....
ReplyDeletedoa doanya terkabull nih cieeeew
ReplyDelete