Thursday 26 July 2012

Habis senang timbulah sedih.

"Dear god, how long should I be on the stage in this life? Honestly, I'm so tired of playing this role alone. In the story, I can only restrain and screaming all these in the heart only. Why? Why only me who feels this way? I felt they had no one in when I fell, and I must pick ourselves up. I need you, God. Please raise my hand to get me out of bad stories and the most worst of all the roles I have ever live... 

With love: people who always hang my life, to you♡"


Mau sedikit agak curhat mengenai kehidupan yang kelam dan sama sekali gak bisa gua pikirkan dengan akal dan logika gua. Sebenernya kalo mau curhat sih sama Allah ya, tapi mungkin Allah sendiri udah mulai bosan, bosan sekali mungkin menanggapi doa-doa gua yang hanya itu-itu saja. Hanya ingin memainkan kata-kata dan emosi menjadi satu saja.


"Kebahagiaan", siapa sih yang gak mau hdup dengan bahagia di dunia ini? Bukan, bukan dengan uang maksud gua di sini. Tapi dengan sesuatu yang tidak bisa di kejar, tidak bisa di cari, tidak bisa di miliki oleh diri sendiri, tidak bisa di habiskan, tidak bisa di rusak, dan tidak bisa di beli. Semacam kebahagiaan sejati yang abadi, mungkin maksudnya seperti itu. 



Kebahagiaan pun tidak tergantung pada orang lain, seperti ketika kita memiliki orang-orang yang penting di dalam hidup anda (meskipun cinta kasih dan kehadiran orang-orang tersebut dapat menambah keceriaan). Kebahagiaan pun tidak tergantung pada sesuatu hal yang terjadi, sebagai contoh : jika anda tetap tinggal di tempat, akan menjadi baik dan jika anda pergi meninggalkan tempat, akan menjadi tidak baik. Kebahagiaan bukan untuk ditemukan di mana-mana di dunia luar. Hambatan terbesar untuk kita bahagia adalah pemikiran yang keliru dari kita sendiri. Sebagai contoh : pemikiran tentang seseorang atau sesuatu yang membuat anda bahagia. Mungkin kita merasakan keceriaan dari seseorang atau sesuatu tersebut, tetapi kebahagiaan tersebut sebetulnya adalah semu dan sementara. Ketika kita tidak bersama seseorang atau sesuatu tersebut, keceriaan itu akan pergi juga bersamanya.


Tapi terkadang, hanya dengan tidak merasakan keadilan dalam hidup ini (lebih tepatnya kebahagiaan), gua lebih sering mengeluh, protes, dan merasa orang yang paling kesepian di dunia ini. Bukannya gak mau bersyukur, tapi hanya cukup lelah aja gua menerima semua itu sendiri di dalam kehidupan gua. Tapi gua yakin, di balik ini saemua, Allah telah merencanakan yang lebih baik dan telah memberikan hak kepada gua untuk berbahagia, kelak nanti :) 

No comments:

Post a Comment