Sunday 1 April 2012

I miss the time when my school held a Goes To Campus (GTC)

Sebenernya waktu sekolah akan melaksanakan Goes To Campus (GTC) ini awalnya gua ada niatan untuk gak mau ikut acara ini karna memang beberapa alasan. Tetapi acara ini di wajibkan untuk di ikuti -_- jadi mau gak mau gua harus ikut dengan berat hati... *nangis di pinggir danau*


Dari pengalaman selama GTC ini semuanya berkesan. Tetapi, dari semuanya, hanya ada 1 yang paling berkesan dan ngena di hati, yaitu di saat gua berada di salah satu univ *dilarang keras menyebut merk*. Masih sempet-sempetnya bikin heboh 1 aula pula, dan rasanya itu.... Malu abis *muka polos*.  Bukan kejadian itu sih yang bikin berkesan, tapi di saat-saat gua keluar dari univ ini. Awalnya udah takut dan deg-degan duluan, dan ternyata benar telah terdeteksinya seorang lelaki yang sudah berdiri staycool di depan aula yang sedang berbincang-bincang hangat oleh Dinar Laoshi. Lelaki ini seinget gua mengenakan pakaian batik berwarna biru-putih, celana bahan, dan sepatu berwarna putih. Agak sedikit cengo ya ngeliat lelaki ini, karena kata-kata yang pertama kali melintas di otak gua adalah, "Ih kok dia makin kurus ya? Makin kecil badannya..." oke skip.. 


Berusaha mencari kabar, tetapi usahanya sia-sia adalah yang sedang dia lakukan saat itu. Kenapa bisa di bilang sia-sia? Karena hp gua mati... *tarik-tarik baju*. Hm sebenernya gua tau kalo lelaki ini sedang berbicara dengan sang wali kelas, tetapi mau menyapa akupun malu *senyum-senyum*. Akhirnya hanya dengan bermodal sedikit cari perhatian dan curi-curi pandang dengan jarak yang cukup jauhlah yang saat itu gua lakukan. Karena capek mondar-mandir sana-sini akhirnya gua cari tempat perdudukan yang nyaman dengan sedikit pemandangna ke arah lelaki ini.. Tanpa gua sadari, tiba-tiba dia lewat belakang gua dan... Dan... Senyum kearah Leli *gigit baju* *pukul-pukul tembok*, setelah dia berlalu ada sedikit percakapan yang terjadi antara gua dan Leli, begini:


Gua (G): "Lel, dia udah lewat?"
Leli (L): "Iya udah, murah senyum banget no"
G: "Iyahaha, dia orangnya kayak nanas, welcome sama siapa aja. Makanya gak sedikit temen dia.."
L: "Manis juga no hahaha"
G: "Iya emang manis, nih gua punya nomornya lel, mau gak?"
L: "Maumaumau..."
G: "Aih si Leli jahat hahaha"
L: "Enggak no, bercanda waelah.."

Dan... Setelah percakapan itu berakhir, akhirnya gua kembali ke bis di saat lelaki ini masi berbincang dengan salah seorang guru *bukan Dinar Laoshi* sebut saja dia Mrs. Eni. Di saat Dinar Laoshi memasuki bis (kita 1 bisa) akhirnya belum duduk pun laoshi gua serbu dengan berbagai pertanyaan....


G: "Laoshi, kenal sama kakak *sensor* ya?"
Dinar Laoshi (DL): "Sensor siapa?"
G: "Itu *sensor* itu Laoshi"
DL: "Oh dia, iya. Dia alumni sini kan.."
G: "Iya laoshi, angkatan ke-3, dia dulu tetangga saya. Dia ngapain di bis itu laoshi?"
DL: "Oh dia lagi ngobrol sama Mrs. Eni"

Dari dalem bis gua liat dia masuk ke bis mengikuti Mrs. Eni. Cuaca pada sore itu bisa terbilang cukup gelap dan mendung. Ada sedikit perdebatan lagi ketika gua sedang ngobrol sama Laoshi, tiba-tiba si Leli nyambung kaya kabel listrik..


L: "Laoshi, dia kenapa ada di bis 2? Kenapa gak di suruh di sini aja? Lagian di bis ini kosong hahaha"
DL: *berdiri* "Yaudah, Laoshi panggilin kesini ya..."

Dengan sigap gua langsung megang tangan Laoshi yang sudah bersiap-siap untuk turun -_-


G: "Laoshi jangan! Biarin aja dia di bis 2" *setengah memelas dan memohon*
L: "Udah Laoshi, suruh ke sini aja. Kan ada cem-annya, di bis ini sepi pula"
DL: "Yaudah, sebentar. Lasohi ada perlu sama Mrs. Eni"
G: *Pasang muka semelas-melasnya* "Ah Laoshi jangan, jangan di panggilin"

Mungkin Laoshi iba dan akhirnya dia duduk lagi. Lagi-lagi, gua bikin heboh 1 bis ckckck *istigfar* -__-. Akhirnya bis jalan. Antara 1 dengan bis lainnya agak sedikit berebut untuk keluar dari halaman parkir. Gua berdoa supaya bis yang gua naikin itu tepat berada di belakang bis 2. Dan Alhamdulillah doa gua terkabul....


"Kemarin kulihat awan membentuk wajahmu
Desah angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku
Semalam bulan sabit melengkungkan senyummu
Tabur bintang serupa kilau auramu
Aku pun sadari, ku segera berlari
Cepat pulang
   Cepat kembali, jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang
 Cepat kembali, jangan pergi lagi"






"Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karna aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri
Aku bisa tersenyum
Sepanjang hari
Karna hujan pernah menahanmu disini
Untukku"




Selama di perjalanan hingga bis di depan berhenti di suatu gang, entah mengapa gua selalu terngiang-ngiang sama lagunya Marcell - Firasat dan Utopia - Hujan. Sampai dia turun pun, lagu itu masih tetap jelas terngiang di otak gua. Dia sempet ngeliat ke belakang bis 2 dimana bis gua berada. Entah apa mata gua yang salah, atau hanya perasaan saja, dia tersenyum. Mungkin dia tersenyum kepada Dinar Laoshi :D hahaha what a the best moment banget deh pokoknya di hari itu :D pengen ngulang masa-masa saat GTC lagi tapi itu gak akan mungkin bisa terulang lagi......


Dan ada beberapa lagu yang bisa mengingatkan gua dengan masa-masa GTC. Lagu ini berkaitan ketika perjalanan dari daerah ini menuju Yogyakarta, salah satunya ini:



Ini:



Dan di saat tiba di hotel, suasana malamnya Malioboro yang begitu akrab antara penjual yang satu dengan yang lain serta pembelinya bisa di gambarkan melalui lagu ini:



Selesai

Tamat

Finish

The End..



No comments:

Post a Comment